Terhitung tanggal 30 Juni 2017, PT Modern Sevel Indonesia anak perusahaan PT Modern Internasional mengeluarkan keputusan menutup semua gerai Sevel (7-Eleven). Cukup mengecewakan bagi para anak muda yang sering nongkrong cantik di Sevel.
Dahulu, sejak dibuka tahun 2009 Sevel menjadi tempat nongkrong dengan daya tarik sangat besar. Bisa dikatakan ini menjadi tempat favorit untuk menghabiskan waktu bersantai. Tamu bisa berbelanja dan duduk sembari kongko-kongko.
Sayangnya, kelebihan ini (menjadi tempat nongkrong) malah berakibat senjata makan tuan. Banyaknya konsumen yang datang untuk sekedar bersantai tidak berbanding lurus dengan penjualan yang terjadi. Akibatnya ini tak bisa menutupi biaya operasional dan mencapai target penjualan. Inilah salah satu penyebab utama Sevel gulung gerai di Indonesia.
Alasan bankrutnya Sevel berikutnya adalah munculnya pesaing baru. Sebut saja itu ada Indomaret Point dan juga Lawson. Tentu saja masyarakat memiliki banyak opsi, pasar Sevel-pun terbagi dengan Indomaret.
Dan yang menjadi alasan paling utama terkait peraturan pemerintah. Ada dua perihal yang berkaitan dengan pemerintah yang menjadi penyebab Sevel ditiadakan. Pertama terkait ijin usaha. Sevel tidak tahu harus dikategorikan perijinan apa. Apakah sebagai mini-market atau sebagai restoran. Berikutnya terkait dengan pelarangan penjualan Minuman Beralkohol. Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 6 tahun 2015 menegaskan pembatasan penjualan Minuman beralkohol. Ini tentu menjadi hal yang mengurangi pendapatan Sevel.
Itulah beberapa hal yang menjadi alasan kenapa Sevel (7 Eleven) tidak ada lagi alias gulung gerai di Indonesia. Hmmm, sekadar mengingatkan – hati hati dengan ‘nilai plus’ yang Anda miliki, adakalanya ini adalah bumerang bagi Anda. Baca juga: Siapa Pemilik Alfamart dan Indomaret? Ini Orangnya...
Dahulu, sejak dibuka tahun 2009 Sevel menjadi tempat nongkrong dengan daya tarik sangat besar. Bisa dikatakan ini menjadi tempat favorit untuk menghabiskan waktu bersantai. Tamu bisa berbelanja dan duduk sembari kongko-kongko.
Sayangnya, kelebihan ini (menjadi tempat nongkrong) malah berakibat senjata makan tuan. Banyaknya konsumen yang datang untuk sekedar bersantai tidak berbanding lurus dengan penjualan yang terjadi. Akibatnya ini tak bisa menutupi biaya operasional dan mencapai target penjualan. Inilah salah satu penyebab utama Sevel gulung gerai di Indonesia.
Alasan bankrutnya Sevel berikutnya adalah munculnya pesaing baru. Sebut saja itu ada Indomaret Point dan juga Lawson. Tentu saja masyarakat memiliki banyak opsi, pasar Sevel-pun terbagi dengan Indomaret.
Dan yang menjadi alasan paling utama terkait peraturan pemerintah. Ada dua perihal yang berkaitan dengan pemerintah yang menjadi penyebab Sevel ditiadakan. Pertama terkait ijin usaha. Sevel tidak tahu harus dikategorikan perijinan apa. Apakah sebagai mini-market atau sebagai restoran. Berikutnya terkait dengan pelarangan penjualan Minuman Beralkohol. Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 6 tahun 2015 menegaskan pembatasan penjualan Minuman beralkohol. Ini tentu menjadi hal yang mengurangi pendapatan Sevel.
Itulah beberapa hal yang menjadi alasan kenapa Sevel (7 Eleven) tidak ada lagi alias gulung gerai di Indonesia. Hmmm, sekadar mengingatkan – hati hati dengan ‘nilai plus’ yang Anda miliki, adakalanya ini adalah bumerang bagi Anda. Baca juga: Siapa Pemilik Alfamart dan Indomaret? Ini Orangnya...
Share Yuk
No comments:
Post a Comment