BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini di SMA Negeri XXXXX, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang masih sulit dikuasai oleh siswa. Indikator pertama, paragraf yang dihasilkan siswa cenderung kurang baik dalam koherensi dan kohesi antarkalimat dan paragraf. Kalimat-kalimat penjelas sebagai penjelasan dari topik cenderung tidak terkait dengan topik. Selain itu, kalimat-kalimat yang membangun paragraf juga belum efektif. Indikator lainnya adalah kekakuan kalimat-kalimat yang dikembangkan. Kalimat kedua dan seterusnya cenderung berpola sama, kurang bervariasi. Selain itu, masalah pilihan kata dan keterampilan dalam menggunakan ejaan dan tanda baca juga belum memadai.Kurangnya keterampilan siswa dalam menulis paragraf terungkap pada waktu pembelajaran menulis surat, menulis pidato, menulis laporan, menulis rangkuman dan lain-lain. Siswa kurang terampil mengembangkan kalimat utama dengan beberapa kalimat penjelas. Hal ini juga berarti siswa kurang terampil mengungkapkan ide pokok dan ide penjelas paragraf secara kreatif.
Sesungguhnya, kurangnya keterampilan siswa dalam menulis disebabkan juga oleh kurang terampilnya guru dalam melatih siswa menulis. Guru masih terjebak oleh konsep pembelajaran bahasa selama ini yang menggunakan pendekatan struktural. Bahasa diajarkan hanya sebagai sebuah ilmu dan bukan sesuatu yang harus dilatihkan. Masih banyak guru bahasa Indonesia yang kesulitan memvariasikan strategi pembelajaran bahasa Indonesia. Mereka sering hanya berkutat dengan ceramah, diskusi, dan penugasan saja. Padahal ceramah, diskusi, dan penugasan hanyalah merupakan teknik pengelolaan kelas bukan teknik pembelajaran (Suyatno, 2004).
Hal lain yang juga menjadi hambatan menulis siswa adalah tulisan yang dilahirkan siswa selalu dinilai guru dengan telaah aturan kebahasaan yang ketat dan cenderung mengabaikan kegiatan menulis sebagai pencurahan gagasan dan perasaan atau penyaluran emosional. Tulisan siswa selalu dinilai dari sisi salah dan benar semata. Paradigma pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa menjadikan menulis sebagai kegiatan yang tidak menyenangkan atau bahkan menakutkan. Pencurahan gagasan secara bebas melalui tulisan adalah suatu hal tersendiri dan perbaikan tulisan adalah hal lain.
Pembelajaran menulis belum berhasil juga disebabkan oleh kurangnya pemberdayaan fungsi otak kanan siswa. Sebagaimana yang dikemukakan DePorter dan Hernacki dalam bukunya Quantum Learning (2005), salah satu hambatan dalam menulis adalah akibat teknik mengajar menulis menjadi proses otak kiri semata yang berkaitan dengan logika, ilmu, dan kebenaran. Padahal menulis melibatkan aktivitas seluruh otak. Bahkan, peran otak kanan sebenarnya harus didahulukan karena otak kanan adalah tempat munculnya gagasan-gagasan baru, gairah, dan emosi. Dengan demikian, pembelajaran hendaklah berpusat pada siswa dan mengacu pada pemberdayaan otak kanan dan otak kiri. Tanpa hal ini siswa akan kehilangan bahan untuk menulis atau ketiadaan motivasi dalam menulis.
Akibat dari permasalahan di atas adalah kegiatan pembelajaran menulis yang terjadi di dalam kelas kurang menarik dan kurang menantang bagi siswa karena kegiatan menulis tidak diawali dengan rangsangan yang bisa menyentuh emosi atau sesuatu yang datang dari pikiran dan perasaan mereka sendiri. Hal ini menimbulkan kebosanan pada diri siswa dan mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dalam menulis.
Untuk mengatasi kebosanan siswa dalam pembelajaran menulis, guru perlu mengondisikan pembelajaran yang menyenangkan, sesuai dengan salah satu asas dalam pembelajaran quantum, yakni “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” (DePorter dkk.,2003). Tuntutan ini juga sesuai dengan salah satu prinsip dalam quantum learning bahwa belajar haruslah mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih lebar dan terekam dengan baik (DePorter & Hernacki, 2005). Artinya, pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya dapat menjalin komunikasi antara guru dan siswa serta mengasyikkan siswa.
Untuk meningkatkan keterampilan sekaligus motivasi menulis siswa, diperlukan upaya kongkret dalam aplikasi pembelajaran di kelas. Diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang menarik, menyenangkan, sekaligus menantang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apalagi saat ini pemerintah telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi yang mengisyaratkan penerapan pembelajaran berparadigma baru, salah satunya quantum learning (Suyatno, 2004). Salah satu contoh kongkret dari pembelajaran tersebut adalah melalui penerapan teknik permainan.
Teknik permainan berpijak dari filosofi bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Akan tetapi, Suyatno (2004) mensinyalir bahwa materi pelajaran banyak yang tidak disajikan melalui permainan. Padahal usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia. Hal ini berarti dunia pendidikan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Permainan merupakan salah satu teknik yang dapat mengkreatifkan siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa guru perlu memahami psikologi perkembangan siswa dalam pembelajaran agar tercipta atmosfir yang menyenangkan dan menggairahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Dalam teknik permainan bahasa terdapat sejumlah jenis permainan yang dapat diterapkan. Dikaitkan dengan pembelajaran menulis, pembelajaran hendaklah diawali dengan memantapkan keterampilan siswa dalam mengembangkan paragraf. Secara tegas, Sampurno (2003) menyatakan bahwa “dengan berlatih mengembangkan paragraf, Anda sudah berlatih mengembangkan tulisan karena persyaratan karangan sudah terdapat dalam sebuah paragraf”. Hal ini berarti perlu dilakukan suatu alternatif pembelajaran yang dapat mengarahkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan adalah permainan bahasa.
Permainan bahasa yang akan diterapkan adalah jenis permainan nomor kalimat dan jenis permainan kalimat mengalir (Suyatno,2004). Pada jenis permainan nomor kalimat, siswa ditugasi menyusun kembali sejumlah kalimat yang diacak menjadi paragraf yang runtut, logis, dan sistematis. Alat yang digunakan adalah lembar fotokopi yang berisi paragraf dengan kalimat-kalimat di dalamnya yang tersusun secara acak, tidak logis, tidak urut, dan masih kacau. Pada jenis permainan kalimat mengalir, siswa menulis sebuah paragraf dengan cara perangkaian kalimat demi kalimat yang dihasilkan oleh setiap individu dalam kelompok. Artinya, siswa membuat paragraf dengan berkelompok secara berantai antaranggota. Alat yang dibutuhkan adalah lembar kosong yang hanya ada satu topik atau kalimat topik sebagai pemancing.
Jenis permainan bahasa tersebut disajikan secara berkelompok. Karena disajikan melalui permainan, tentu pembelajaran menulis akan mengasyikkan dan menyenangkan bagi siswa. Selain itu, penerapan permainan tersebut sesuai dengan salah satu prinsip dalam quantum learning bahwa pembelajaran hendaklah mengasyikkan dan menyenangkan siswa. Dengan demikian, penggunaan jenis permainan kalimat mengalir diyakini mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan di dalam pembelajaran menulis. Permasalahan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.1. Pembelajaran menulis kurang mengarahkan siswa pada kegiatan menulis. Pembelajaran cenderung berlangsung secara teoretis, yakni berkaitan dengan teori-teori menulis. Kondisi ini disebabkan oleh ulangan harian, ulangan pertengahan semester, ulangan akhir semester, bahkan ujian nasional masih dalam bentuk tes pilihan ganda, bukan unjuk kerja. Artinya, tuntutan bentuk tes tersebut membuat guru agak mengabaikan praktik menulis siswa.
2. Keterampilan siswa dalam menulis masih rendah. Paragraf yang dihasilkan siswa kurang baik dalam hal kesatuan, kepaduan, dan kejelasan hubungan makna antarkalimat yang membentuk paragraf. Hal ini terlihat misalnya dalam kegiatan menulis surat, menulis resensi, dan menulis karya tulis.
3. Guru kurang menerapkan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran menulis. Hal ini juga berarti guru kurang menguasai teknik-teknik menulis. Bahkan, umumnya guru kurang terampil menulis. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya motivasi siswa dalam menulis dan menganggap kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan kurang menyenangkan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan diteliti dibatasi pada (1) rendahnya keterampilan siswa kelas XI.1 SMA Negeri XXXXX dalam menata paragraf yang runtut, logis, dan sistematis, dan (2) rendahnya keterampilan siswa kelas XI.1 SMA Negeri XXXXX dalam mengembangkan topik menjadi paragraf yang runtut, logis, dan sistematis. Kedua masalah itu dijadikan sebagai batasan masalah penelitian karena menulis paragraf merupakan keterampilan awal yang perlu dimiliki siswa sebelum melakukan kegiatan menulis yang lebih kompleks. Untuk mengatasi permasalahan itu, pada penelitian ini akan diterapkan teknik permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir.D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, rumusan umum masalah penelitian ini adalah “Sejauh manakah teknik permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI. IPA 5 SMA Negeri XXXXX dalam menulis paragraf yang runtut, logis, dan sistematis?”E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, diajukan pertanyaan penelitian ini sebagai berikut.1. Sejauh manakah teknik permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas XI. IPA 5 SMA Negeri XXXXX?
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi keterampilan menulis paragraf siswa kelas XI. IPA 5 SMA Negeri XXXXX?
F. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan keterampilan siswa dalam menulis paragraf dengan menerapkan teknik permainan bahasa. Selain itu, tujuan umum penelitian ini adalah mengungkapkan tingkat keefektifan teknik permainan bahasa untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik.Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk menjelaskan seberapa jauh teknik permainan bahasa dapat meningkat-kan keterampilan menulis paragraf siswa kelas XI. IPA 5 SMA Negeri XXXXX;
2. untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis paragraf siswa kelas XI. IPA 5 SMA Negeri XXXXX.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan secara praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori tentang upaya peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik, khususnya dengan penerapan teknik permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dan siswa.Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu teknik alternatif dalam pembelajaran menulis, terutama dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf. Bagi siswa, teknik permainan bahasa ini dapat terus dilakukan secara berkelompok untuk meningkatkan motivasi dan keterampilannya dalam menulis.
H. Definisi Istilah
Ada empat istilah utama yang terkait dengan penelitian ini. Keeempat istilah tersebut adalah menulis paragraf, teknik permainan bahasa, jenis pemainan nomor kalimat, dan jenis permainan kalimat mengalir. Definisi operasional masing-masing istilah tersebut sebagai berikut.1. Menulis paragraf yang dimaksud pada penelitian ini adalah menyusun paragraf dengan menerapkan teknik permainan bahasa.
2. Permainan bahasa yang dimaksud pada penelitian ini adalah pembelajaran aspek menulis, khususnya keterampilan menulis paragraf, yang dilaksanakan dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir.
3. Jenis permainan nomor kalimat adalah salah satu jenis permainan bahasa dalam menulis paragraf. Pada jenis permainan ini siswa menyusun kalimat-kalimat yang masih acak menjadi paragraf yang runtut, logis, dan sistematis.
4. Jenis permainan kalimat mengalir adalah salah satu jenis permainan bahasa dalam mengembangkan topik dan kalimat topik menjadi paragraf yang padu yang dilaksanakan secara berkelompok, siswa menulis paragraf dengan menambahkan kalimat penjelas secara bergiliran dalam kelompoknya.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Pada bagian ini, dikemukakan teori tentang menulis paragraf dan teknik permainan bahasa. Kajian teori tentang menulis paragraf mencakup (a) hakikat paragraf, (b) jenis-jenis paragraf, (c) pembentukan dan penulisan paragraf. Kajian teori tentang teknik permainan bahasa meliputi (a) hakikat permainan dalam pembelajaran bahasa, (b) manfaat permainan belajar dan syarat keberhasilan permainan bahasa, dan (c) jenis-jenis permainan bahasa. Berikut ini dikemukan uraian setiap kajian teori tersebut.
- Hakikat dan Jenis Jenis Paragraf
- Pembentukan dan Penulisan Paragraf
- Hakikat Permainan dalam Pembelajaran Bahasa
- Manfaat Permainan Belajar dan Syarat Keberhasilan Permainan Bahasa
- Jenis-Jenis Permainan Bahasa
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan esensial yang perlu dimiliki siswa karena pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu bagian dari keterampilan menulis siswa yang perlu dibenahi adalah keterampilan dalam menulis paragraf yang baik.
Pembelajaran menulis yang bervariasi diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan siswa dalam menulis. Salah satu variasi pembelajaran adalah teknik permainan bahasa. Permainan bahasa berpijak dari filosofi bahwa pembelajaran haruslah berlangsung dalam suasana yang menyenangkan sehingga konsep-konsep dapat diperoleh melalui ketidaksadaran atau melalui permainan. Ketika siswa bergairah dan senang dengan pembelajaran yang disajikan guru maka siswa akan lebih mudah menyerap informasi atau materi yang diberikan guru Artinya, motivasi dan keterampilan menulis siswa, khususnya dalam menulis paragraf diduga dapat ditingkatkan melalui penerapan teknik permainan bahasa.
Permainan bahasa yang akan terapkan pada penelitian ini adalah permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir. Jenis permainan nomor kalimat adalah suatu permainan yang meminta siswa memberikan nomor pada setiap kalimat dari suatu paragraf acak agar paragraph tersebut tersusun secara runtut, logis, dan sistematis. Pada jenis permainan kalimat mengalir siswa mendapatkan gambaran paragraf yang baik dan tidak baik melalui perangkaian kalimat demi kalimat yang dihasilkan oleh setiap individu dalam kelompok. Artinya, pada jenis permainan kalimat mengalir siswa menulis paragraf secara berantai berdasarkan kalimat utama yang disediakan oleh guru. Jenis permainan bahasa ini diduga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik.
Berdasarkan uraian singkat tersebut, dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Penerapan teknik permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI. IPA 5 SMA Negeri XXXYYY dalam menulis paragraf yang runtut, logis, dan sistematis”.
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berkaitan langsung dengan praktik pembelajaran di lapangan dalam situasi alami. Peneliti berperan sebagai pelaku praktik dan pengguna langsung hasil penelitiannya. Selain itu, cakupan masalah penelitian sangat terbatas. Pada prinsipnya penelitian tindakan kelas ditujukan untuk melakukan perubahan praksis pembelajaran dan perubahan situasi pembelajaran guna mencapai perbaikan secara internal dan berkelanjutan (Madya, 2006:11).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di XXXX. Sekolah ini terletak di Jalan Prof. M. Yamin, No. 2,.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini selesai dalam jangka waktu 1 bulan, mulai pertengahan September sampai dengan pertengahan Oktober 2010.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 5 SMA XXXXX yang terdaftar pada semester I tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa dalam kelas ini 41 orang, namun yang dianalisis hanya 32 orang karena 9 orang lagi kehadirannya tidak lengkap mulai awal sampai dengan akhir penelitian.
D. Instrumentasi
Pada penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam konteks penelitian. Peneliti juga berperan sebagai pengamat terhadap aktivitas belajar siswa dan memberikan tes hasil belajar sesuai dengan permasalahan penelitian. Selain itu, juga dihadirkan teman sejawat yang ikut berperan sebagai pengamat pelaksanaan penelitian.
Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes, dan pedoman wawancara. Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru, siswa, dan kejadian-kejadian pada saat penelitian dilakukan. Lembar observasi ini terdiri dari (1) observasi teman sejawat untuk mengamati aktivitas guru (peneliti) dalam pembelajaran, (2) observasi aktivitas siswa, dan (3) catatan lapangan yang pencatatannya dilakukan oleh peneliti. Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja dan tes tertulis. Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilannya dalam menulis paragraf.
Tes unjuk kerja digunakan untuk mendapatkan data keterampilan siswa dalam menyusun paragraf dari sejumlah kalimat yang disusun secara acak. Penyusunan tes ini dilakukan dengan cara mengambil paragraf dari berbagai bacaan dan dibuat sendiri oleh peneliti. Pada setiap paragraf yang diambil itu dipisah-pisahkan setiap kalimatnya (diacak) sehingga tidak lagi menjadi paragraf yang padu. Siswa ditugasi menyusun kembali kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf yang baik dengan cara menomori kalimat.
Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data keterampilan siswa dalam mengembangkan topikc paragraf. Tes tertulis yang dilakukan adalah menulis paragraf berdasarkan topik yang diberikan. Topik paragraf yang dikembangkan oleh siswa ditentukan sendiri oleh peneliti.
Paragraf yang ditulis siswa dinilai berdasarkan kriteria paragraf yang baik. Rubrik penilaian paragraf terlampir.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (2 pertemuan berupa proses, dan 1 pertemuan berupa tes akhir siklus). Langkah kegiatan pada setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setelah selesai siklus II, diberikan tes akhir. Kegiatan ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan tes awal. Fungsi tes awal ini adalah untuk mendapatkan gambaran awal keterampilan siswa menulis paragraf. Dengan adanya gambaran awal ini dan setelah diberikan tindakan akan dilihat apakah terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik.
Tes awal yang diberikan terdiri dari dua macam. Pertama, tes awal menyusun paragraf dari sejumlah kalimat yang susunannya masih acak. Siswa diminta menentukan kalimat yang menjadi kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelasnya dengan susunan yang tepat. Kedua, tes awal mengembangkan topik paragraf yang telah disediakan sebelumnya. Siswa diminta mengembangkan topik tersebut menjadi paragraf yang baik dengan menambahkan sejumlah kalimat penjelas. Tes awal ini dilaksanakan dengan mengambil waktu khusus di luar program pembelajaran. Paragraf acak dan topik yang digunakan untuk tes awal ini dapat dibaca pada lampiran.
Untuk memudahkan guru dan siswa dalam pembelajaran, dipersiapkan sejumlah media pembelajaran yang berkaitan dengan permainan bahasa dalam pembelajaran menulis paragraf. Media yang dimaksud adalah kartu nomor, kartu kalimat, karton manila untuk pajangan hasil kerja siswa, lembar kertas kerja pengembangan topik.
Adapun kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I berikut.
Siklus I
Pada siklus pertama, prosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut.
Permainan Nomor Kalimat
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada pada tahap perencanaan ini adalah:
a. Memahami kurikulum bahasa Indonesia kelas XI semester ganjil.
b. Memilih Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator dan materi yang sesuai dengan judul penelitian.
c. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
e. Menyiapkan instrumen pengamatan lembaran kegiatan siswa dan alat evaluasi untuk memantau aktivitas guru dan siswa.
f. Menghubungi pihak yang dibutuhkan untuk terlaksananya penelitian, seperti kepala sekolah dan teman sejawat sebagai pengamat dan menetapkan waktu pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
a. Siswa memeriksa secara silang hasil tes awal keterampilan menyusun paragraf
b. Siswa dibimbing guru mendiskusikan paragraf yang disusun temannya dari segi keruntutan, kelogisan, dan kesistematisan.
c. Siswa dibimbing guru menyimpulkan hasil tes awal menyusun paragraf dari segi kelebihan dan kekurangan yang ditemukan.
d. Guru membagikan tiga paragraf yang telah diacak susunannya kepada siswa secara berpasangan.
e. Siswa menyusun sejumlah kalimat yang telah diacak menjadi paragraf yang baik. Kegiatan ini akan dilakukan secara berpasangan (2 orang).
f. Siswa diminta menentukan kalimat mana yang menjadi kalimat topik. Kalimat itu ditempeli dengan nomor 1.
g. Siswa ditugasi menempeli nomor 2 dan seterusnya (sesuai dengan jumlah kalimat pada paragraf) sesuai dengan pemahamannya tentang urutan kalimat tersebut.
h. Setelah selesai menomori semua kalimat, perwakilan kelompok memajangkan hasil kerja di karton manila yang telah dipampangkan di depan kelas.
i. Secara silang, perwakilan kelompok diminta mengomentari hasil kerja kelompok lain. Guru menilai keterampilan menyusun paragraf berdasarkan hasil kerja dan komentar yang diberikan.
3. Pengamatan
Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama, dilakukan pengamatan terhadap proses belajar siswa dalam menyusun paragraf. Pengamatan juga dilakukan terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tes keterampilan menulis paragraf yang dilakukan pada awal dan akhir siklus.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan akan dilakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Refleksi dimaksudkan untuk menilai tingkat keberhasilan dalam hal-hal yang perlu diperbaiki. Arah refleksi adalah pada pencapaian siswa terhadap indikator penyusunan dan penulisan paragraf yang baik, indikator mana yang sudah tercapai dan yang belum tercapai. Selain itu, refleksi juga diarahkan pada pencapaian ketuntasan belajar siswa secara individual dan secara klasikal yang dikaitkan dengan indikator kinerja.
Permainan Kalimat Mengalir
1. Perencanaan
Berdasarkan kondisi awal yang ditemukan dan nilai tes awal siswa, direncanakan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf. Rencana tersebut adalah melakukan permainan kalimat mengalir untuk melatih keterampilan siswa dalam menulis paragraf. Guru menyiapkan berbagai topik yang akan dikembangkan oleh siswa melalui kegiatan permainan secara berkelompok.
2. Pelaksanaan
a. Guru membagikan hasil tes awal keterampilan mengembangkan topik kepada siswa.
b. Siswa memeriksa secara silang hasil tes awal mengembangkan topik berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
c. Siswa dibimbing guru mendiskusikan pengembangan topik hasil tes awal temannya dari segi keruntutan, kelogisan, dan kesistematisan.
d. Siswa dan guru menyimpulkan hasil tes awal pengembangan topik dari segi kelebihan dan kekurangannya.
e. Guru meluruskan tempat duduk siswa dan memberitahukan kepada siswa bahwa siswa yang duduk satu deret ke belakang merupakan kelompok yang sama.
f. Guru memberikan lembar kertas yang hanya berisi topik kepada siswa yang duduk di deret depan.
g. Siswa tersebut mengembangkan topik menjadi kalimat topik. Setelah selesai, siswa yang duduk di deret depan tadi memberikan lembar kertas itu kepasa siswa kedua yang duduk dibelakanganya.
h. Siswa kedua menambahkan satu kelimat penjelas.
i. Setelah selesai, lembar kertas itu diserahkan kepada siswa ketiga untuk ditambahkan satu kalimat penjelas lagi. Begitu seterusnya sampai pada siswa yang duduk di deret paling belakang
j. Kelompok yang lebih dahulu selesai, memajangkan hasil kerja mereka di papan tulis. Kemudian disusul oleh kelompok lain.
k. Setelah semua kelompok selesai, satu orang perwakilan kelompok diminta memberikan komentar terhadap hasil kerja kelompok lain berdasarkan indikator penilaian penulisan paragraf yang telah ditetapkan.
l. Guru dan siswa menetapkan pemenang dalam permainan tersebut.
4. Pengamatan
Pada siklus pertama ini dilakukan pengamatan terhadap keterampilan siswa dalam mengembangkan topik paragraf. Selain itu, diamati juga perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
5. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, akan dilakukan refleksi terhadap keterampilan siswa dalam mengembangkan topik paragraf. Arah refleksi adalah pencapaian siswa terhadap indikator pengembangan topik paragraf yang baik, indikator mana yang sudah tercapai dan yang belum tercapai. Selain itu, refleksi juga diarahkan pada pencapaian ketuntasan belajar siswa secara individual dan secara klasikal yang dikaitkan dengan indikator kinerja.
Siklus penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data tentang aktivitas berupa data aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aktivitas guru dalam hal ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru saat siswa menyusun paragraf dan mengembangkan topik paragraf. Aktivitas siswa yang dimaksudkan dalam hal ini adalah aktivitas siswa dalam menyusun paragraf dan mengembangkan topik paragraf pada saat penelitian berlangsung. Data ini dikumpulkan melalui pengamatan.
Data yang berkaitan dengan keterampilan siswa ada dua, yakni (1) data keterampilan menyusun paragraf berdasarkan kalimat yang sebelumnya diacak, dan (2) data keterampilan mengembangkan topik paragraf berdasarkan topik yang diberikan. Kedua data tersebut akan dianalisis secara kualitatif berdasarkan kriteria paragraf yang baik. Data tingkat keterampilan siswa dalam menyusun paragraf dan mengembangkan topik paragraf dikumpulkan dengan memberikan tes unjuk kerja dan tes tertulis yang telah dipersiapkan.
Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis paragraf dikumpulkan melalui wawancara dengan siswa. Wawancara dilakukan sesudah pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2006:276), ada tiga tahapan dalam analisis data, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Langkah analisis data yang dilakukan berdasarkan ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Reduksi Data
Data yang diperoleh dicatat dengan teliti dan rinci. Data ini dipisahkan atas data keterampilan siswa menyusun paragraf dengan jenis permainan nomor kalimat dan data keterampilan siswa mengembangkan topik paragraf dengan jenis permainan kalimat mengalir, serta data faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis paragraf.
2) Penyajian Data
Penyajian data hasil tes dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik keterampilan siswa dalam menulis paragraf untuk setiap jenis permainan dan tahapan tes. Juga disajikan data hasil observasi dan hasil wawancara.
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan tingkat keterampilan rata-rata siswa dalam menulis paragraf pada tes awal dengan keterampilan rata-rata siswa dalam menulis paragraf yang diterapkan pada siklus I, II, dan tes akhir. Perbandingan ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat nilai rata-rata keterampilan siswa pada tes awal, nilai proses pada siklus I dan II, kemudian nilai tes akhir pada siklus II, baik secara individu maupun secara klasikal.
Penyajian data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk format observasi. Pengamat memberi tanda centang (√) pada format observasi pada indikator yang sesuai dengan pengamatan.
Selanjutnya, penyajian data dilakukan dengan cara menarasikan hasil tes awal, hasil keterampilan siswa dalam menulis paragraf dengan jenis permainan bahasa yang diterapkan pada siklus I dan siklus II, dan hasil tes akhir, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis.
3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan teknik analitis dan memberikan pembahasan terhadap temuan penelitian pada jenis permainan bahasa dalam menulis paragraf dan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik.
H. Validasi Data
Validasi (keabsahan) data dilakukan dengan mencermati hasil tes awal siswa dan hasil tes pada akhir siklus II. Hal-hal yang dicermati pada tes adalah ketepatan penulisan paragraf dari segi keruntutan, kelogisan, dan kesistematisan. Pada pengamatan proses, hal yang akan dicermati adalah peran guru, aktivitas siswa, dan temuan-temuan lain selama proses pembelajaran. Selain itu, validasi data juga dilakukan dengan kolaborator yang melakukan pengamatan langsung dalam proses pembelajaran dan proses pelaksanaan tes.
Untuk menguji keabsahan data, dilakukan pemeriksaan silang (triangulasi) data. Kegiatan triangulasi dilakukan terhadap data tentang seluruh interaksi yang terjadi di kelas antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap pertama, peneliti mentranskripsikan data dan dipadukan dengan hasil catatan lapangan. Pada tahap kedua, hasil transkripsi data yang telah dipadukan dengan hasil catatan lapangan tersebut, diperiksa dan disempurnakan sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan pada saat pembelajaran. Pada tahap ketiga, peneliti bersama kolaborator memeriksa kembali hasil catatan lapangan dan transkripsi data, memadukan data-data yang ada, serta menyempurnakannya sehingga diperoleh data yang lengkap dan akurat.
I. Indikator Kinerja
Keberhasilan penelitian ini dilihat dari tiga indikator kinerja. Indikator kinerja pertama berkaitan dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Indikator kinerja kedua berkaitan dengan keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik. Indikator kinerja yang ketiga berkaitan dengan ketuntasan belajar siswa.
Dari segi aktivitas siswa dalam pembelajaran, ada tiga aspek yang diamati yaitu, a) partisipasi siswa, b) keaktifan siswa, c) motivasi siswa. Kategori yang digunakan untuk aktivitas siswa ini adalah: 5 (sangat baik), 4 ( baik), 3 (sedang), 2 (cukup), 1 (kurang). Pada akhir siklus I diharapkan minimal aktivitas siswa kategori penilaiannya secara umum 3 (sedang). Pada akhir siklus II diharapkan minimal aktivitas siswa dalam satu kelas kategori penilaiannya 4 (baik) dalam menyusun dan menulis paragraf.
Dari segi keterampilan siswa menyusun paragraf yang baik dengan jenis permainan nomor kalimat, indikator keberhasilan penelitian ini adalah 1) ketepatan penentuan kalimat topik dan 2) ketepatan penataan kalimat. Dari segi keterampilan siswa mengembangkan topik paragraf yang baik dengan jenis permainan kalimat mengalir, indikator keberhasilan penelitian ini adalah: 1) ketepatan penyusunan kalimat topik, 2) keterpaduan, 3) ketepatan penggunaan bahasa, dan 4) ketepatan pemakaian ejaan dan tanda baca.
Dilihat dari ketuntasan belajar, indikator keberhasilan penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa pada akhir siklus II secara individual minimal 75,00 dan secara klasikal (jumlah siswa yang mampu mencapai nilai 75,00) minimal 75% dari jumlah siswa dalam satu kelas.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui permainan bahasa siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri XXXXXX dilaksanakan dalam dua siklus. Berikut ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, yaitu sejauh manakah teknik permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri XXXXXX dalam menulis paragraf yang runtut, logis, dan sistematis.
A. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menyusun Paragraf dengan Jenis Permainan Nomor Kalimat
a. Hasil Tes Awal Keterampilan Menyusun Paragraf
Untuk mendapat data tentang keterampilan siswa dalam menyusun paragraf yang runtut, logis, dan sistematis, maka terlebih dulu dilakukan tes awal keterampilan menyusun paragraf. Tes awal keterampilan menyusun paragraf dilakukan dengan cara menugasi siswa secara individu untuk menyusun tiga paragraf yang belum padu menjadi paragraf yang baik dan padu. Data lengkap keterampilan siswa dalam menyusun paragraf dapat dilihat pada lampiran. Simpulan pencapaian indikator keterampilan penyusunan paragraf pada tes awal dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1: Simpulan Ketercapaian Indikator Penyusunan Paragraf
pada Tes Awal Siswa Kelas XI IPA 5 SMAN xxxxx
Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh sejumlah informasi tentang tingkat ketercapaian indikator penyusunan paragraf pada tes awal. Pada indikator 1 (yakni penentuan kalimat topik) persentase siswa yang tidak tepat (belum mampu) menentukan kalimat topik adalah 1,04%. Persentase siswa yang dapat menentukan kalimat topik tetapi urutan kalimat penjelas sebagian besar kurang tepat adalah 52,08%. Persentase siswa yang dapat menentukan kalimat topik tetapi urutan kalimat penjelas sebagian kecil kurang tepat adalah 32,29%. Persentase siswa yang dapat menentukan kalimat topik dan urutan kalimat penjelas sangat tepat adalah 14,58%. Simpulan yang diperoleh dari data tersebut adalah sebagian besar siswa sudah dapat menentukan kalimat topik dari paragraf acak, tetapi belum mampu mengurutkan kalimat penjelas secara benar.
Pada indikator 2 (yakni penataan paragraf) persentase siswa yang penataan paragrafnya tidak runtut, tidak logis, dan tidak sistematis adalah 0,00%. Persentase siswa yang penataan paragrafnya kurang runtut, kurang logis, dan kurang sistematis adalah 76,04%. Persentase siswa yang penataan paragrafnya runtut, logis, tetapi kurang sistematis adalah 20,83%. Persentase siswa yang mampu menata paragraf secara runtut, dan sistematis adalah 3,13%. Simpulan yang diperoleh dari data tersebut adalah sebagian besar siswa belum mampu menata paragraf secara runtut, logis, dan sistematis.
Selanjutnya, dari hasil tes awal juga diperoleh gambaran nilai keterampilan siswa dalam menyusun kembali paragraf acak. Juga diperoleh gambaran tingkat ketuntasan individual dan klasikal. Nilai setiap siswa secara lengkap dapat dibaca pada lampiran, sedangkan simpulannya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Simpulan Nilai Tes Awal Keterampilan Menyusun Paragraf
Siswa Kelas XI IPA 5 SMAN xxxxx
Nilai Tertinggi
|
83,33
|
Nilai Rata-rata
|
60,94
|
Nilai Terendah
|
50,00
|
Jumlah Tuntas
|
7
|
Jumlah Tidak Tuntas
|
25
|
Persentase Tuntas
|
21,88%
|
Persentase Tidak Tuntas
|
78,12%
|
Dari data
di atas ditemukan bahwa dalam tes awal keterampilan menyusun paragraf nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 83,33 nilai terendah 50,00 dan nilai
rata-ratanya adalah 60,94. Jumlah siswa yang tuntas pada tes awal ini hanya 7
orang (21,88%) dan siswa yang tidak tuntas adalah 25 orang (78,12%). Simpulan
yang dapat diperoleh dari data tersebut adalah sebagian besar siswa belum mampu
menyusun paragraf dari paragraf acak.
Berdasarkan data tes awal di atas
dapat dinyatakan bahwa keterampilan siswa dalam menyusun paragraf masih rendah.
Kondisi demikian tentu akan menjadi kendala dalam kompetensi menulis yang lebih
utuh seperti menulis pidato, artikel, pengalaman, dan sebagainya. Guru sebagai
peneliti mengambil tindakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
penyusunan paragraf, yaitu melalui teknik permainan bahasa dengan jenis
permainan nomor kalimat.
Penggunaan teknik permainan nomor
kalimat dimaksudkan agar siswa memperoleh konsep-konsep sekaligus keterampilan
menyusun paragraf dalam suasana yang gembira dan penuh tantangan karena
keterampilan menyusun paragraf yang padu akan mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menulis paragraf.
Sebelum melakukan kegiatan permainan
nomor kalimat, peneliti terlebih dahulu mengajak siswa untuk memeriksa hasil
tes awal keterampilan menyusun paragraf yang telah mereka lakukan.
Keterlibatan siswa dalam pemeriksaan paragraf hasil
tes awal ini dimaksudkan agar mereka memahami sendiri kelebihan dan kekurangan
dari hasil pekerjaan mereka. Konsep atau materi dapat mereka temukan sendiri
secara bertahap dari pemeriksaan tes awal tersebut. Tugas guru hanya
menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Proses pemeriksaan paragraf hasil tes awal dilakukan secara
silang. Secara berpasangan, siswa diminta memeriksa paragraf-paragraf yang
disusun temannya berdasarkan kalimat-kalimat diacak sebelumnya. Penilaian
dilakukan dengan indikator ketepatan memilih kalimat utama dan kepaduan
kalimat-kalimat penjelasnya. Siswa mengomentari paragraf yang diperiksanya
secara bergantian.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ulang terhadap hasil tes
awal, ternyata banyak siswa yang belum tepat dalam menyusun paragraf dari
kalimat acak (paragraf belum padu) tersebut. Berikut
ini ditampilkan contoh paragraf dalam tes awal yang kurang baik dan kurang padu
dalam penyusunannya.
|
Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat bahwa jika kalimat (1) ditempatkan
sebagai kalimat utama, kurang padu dengan kalimat (2). Kalimat (1) yang
berobjek pria dan wanita menjadi kurang
logis jika disambung dengan kalimat (2) yang berbicara tentang virus penyebab
flu. Kalimat penjelas yang lebih tepat sebagai kalimat (2) adalah kalimat (5),
yaitu ‘Terutama mereka yang kondisi
tubuhnya sedang dalam keadaan tidak baik. Kata mereka dalam kalimat tersebut mengacu pada makna ‘pria maupun wanita’ pada kalimat (1).
Jadi, susunan yang tepat (padu) dari paragraf yang belum padu tersebut adalah
sebagai berikut.
Pemeriksaan dilanjutkan pada paragraf berikutnya.
Secara bersama siswa bergantian memeriksa dan mengomentari paragraf-paragraf
yang disusun temannya. Kemudian, guru dan siswa menyimpulkan susunan paragraf
yang seharusnya dari paragraf-paragraf tes awal tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan ulang terhadap hasil tes awal
dan hasil diskusi kelas maka peneliti melakukan teknik permainan bahasa dengan
jenis permainan nomor kalimat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyusun paragraf.
Pada permainan nomor kalimat, masing-masing siswa secara berpasangan
mendapat selembar kertas. Pada kertas tersebut sudah ditulis kelompok kalimat yang telah diacak susunannya.
Siswa ditugasi menyusun kembali paragraf acak tersebut menjadi paragraf yang
padu. Siswa secara berpasangan diminta berdiskusi menentukan kalimat mana yang
menjadi kalimat topik. Kalimat itu ditandai dengan nomor 1. Kemudian
dilanjutkan dengan kalimat ke-2 dan seterusnya sesuai dengan jumlah kalimat
pada paragraf acak serta sesuai dengan pemahamannya tentang urutan kalimat
tersebut. Kegiatan harus dilakukan dengan cepat karena kelompok yang paling
cepat akan menjadi pemenang dalam hal kecepatan menyelesaikan tugas.
Pada saat kegiatan berlangsung, terjadi sedikit kegaduhan karena ada
siswa yang tidak sependapat dengan pasangannya dalam menentukan urutan kalimat
yang padu. Guru mencoba menengahi dengan meminta pasangan tersebut untuk
membahas susunan kalimat tersebut dengan lebih tenang, berhati-hati dan
memperhatikan kata kuncinya. Namun, ada juga pasangan yang terlihat kompak
dalam menentukan urutan kalimat acak tersebut. Pasangan yang lain juga mereka bergegas menyelesaikan kegiatannya
karena ingin menjadi yang paling cepat menyelesaikan kegiatan tersebut.
Kelompok siswa yang telah selesai menomori semua kalimat, perwakilannya
dengan bergegas memajangkan hasil kerjanya pada karton manila yang telah
dipampangkan di papan tulis sesuai dengan urutan waktu penyelesaian. Siswa yang
paling dulu selesai, menjadi nomor satu dari segi kecepatan menyelesaikan
tugas, demikian seterusnya. Kemudian masing-masing siswa memeriksa secara
silang paragraf yang disusun kelompok lain dengan menggunakan rubrik penilaian
yang telah disepakati, yaitu dari segi ketepatan penentuan kalimat topik dan
ketepatan penataan susunan kalimat penjelasnya. Masing-masing siswa melaporkan
hasil pemeriksaannya tentang paragraf-paragraf yang telah disusun berdasarkan
kalimat acak tersebut dan didiskusikan secara bersama. Kemudian guru memberikan
penguatan, mengumpulkan hasil kerja siswa, dan menyimpulkan pembelajaran.
b. Nilai Proses Keterampilan
Menyusun Paragraf Siklus I dan II
Nilai proses keterampilan siswa dalam menulis paragraf
ada dua. Pertama, nilai proses
keterampilan menyusun paragraf (permainan nomor kalimat) yang didasarkan pada
aspek penentuan kalimat topik dan penataan kalimat penjelas. Kedua, nilai proses keterampilan
mengembangkan topik (permainan kalimat mengalir) yang didasarkan pada aspek
penyusunan kalimat topik, pengembangann topik, dan penggunaan bahasa dan ejaan.
Nilai proses keterampilan menyusun paragraf pada
siklus I dan siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Simpulannya dapat
dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3: Simpulan Nilai Proses Keterampilan Menyusun
Paragraf dengan Jenis Permainan Nomor Kalimat Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri
XXXXXX
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
Tuntas
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
Nilai
Tertinggi
|
85,00
|
85,00
|
|
|
Nilai Rata-rata
|
73,80
|
80,20
|
|
|
Nilai
Terendah
|
55,00
|
60,00
|
|
|
Jumlah
siswa Tuntas/tidak tuntas
|
24
|
8
|
||
Persentase
(%) tuntas/tidak tuntas
|
75,00
|
25,00
|
Dilihat dari nilai proses keterampilan menyusun paragraf pada siklus I nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85,00, nilai terendah 55,00 dan nilai
rata-rata kelas adalah 73,80. Sedangkan pada siklus II nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 85,00, nilai terendah 60,00 dan nilai rata-rata adalah
80,20. Ketuntasan siswa pada keterampilan menyusun paragraf siklus I dan siklus
II adalah siswa yang tuntas 24 orang (75,00%) dan yang tidak tuntas berjumlah 8
orang (25,00%).
c. Aktivitas Siswa dalam Proses Keterampilan Penyusunan
Paragraf
Aktivitas siswa yang diamati pada proses kegiatan
penyusunan paragraf Pada siklus I adalah
(1) partisipasi siswa dalam pembelajaran, (2) aktivitas siswa dalam
pembelajaran, dan (3) motivasi siswa dalam pembelajaran. Partisipasi siswa yang terlaksana pada dapat disimpulkan dalam kategori
sedang (3), yaitu siswa sudah mulai
berpartisipasi ketika guru memulai pelajaran, memperhatikan penjelasan guru,
merespon dengan mengajukan pendapat, dan merespon instruksi guru. Keaktifan siswa yang dapat disimpulkan
adalah dalam kategori cukup (2)
karena memang aktivitas siswa dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan yaitu
dalam memberikan pendapat dan menanggapi pertanyaan, membina kekompakan dalam
kelompok, mempresentasikan tugas, dan merefleksikan kegiatan. Pengamatan
terhadap motivasi siswa dalam siklus
I ini dapat disimpulkan dalam kategori sedang
(3). Siswa masih ada yang belum bersemangat, masih mudah terpengaruh oleh hal
lain. Motivasi siswa dalam pembelajaran memang masih perlu ditingkatkan, yaitu
agar siswa terlihat bersemangat, gembira, percaya diri, dan berminat dalam
melakukan kegiatan.
Berikut ini contoh cuplikan dialog siswa ketika mengajukan pertanyaan.
Siswa A :
“Bagaimanana menentukan kalimat utama dalam paragraf acak ini?”
Siswa B : “Kata
hubung apa yang dipakai agar kalimat penjelasnya nyambung dengan kalimat
utama?”
Contoh dialog
siswa ketika mengemukakan pendapatnya.
Siswa C :
Kalimat utama ya, yang isinya paling umum.
Siswa D : Kata
hubung namun tidak pas, tetapi yang cocok.
Selanjutnya, berikut ini ditampilkan
data aktivitas siswa dalam penyusunan paragraf, seperti pada tabel 4 berikut.
Tabel 4: Aktivitas
Siswa dalam Penyusunan Paragraf melalui Teknik Permainan Nomor Kalimat
No
|
Aspek yang diamati
|
Pelaksanaan
|
||||
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
2
3
|
Partisipasi siswa
a.Menunjukkan kesiapan dalam memulai pelajaran
b.
Menunjukkan perhatian terhadap penjelasan guru.
c.Merespon dengan mengajukan pertanyaan.
d.
Merespon dengan cepat instruksi yang diberikan guru.
Keaktifan siswa
a.
Aktif dalam mengajukan pendapat.
b.
Aktif dalam menanggapi pertanyaan.
c.
Membina kekompakan dalam kelompok.
d.
Aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
e.
Mempresentasikan tugas yang telah selesai dikerjakan.
f.
Merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan.
Motivasi siswa
a.
Bersemangat dalam melakukan kegiatan.
b.
Gembira dalam melakukan kegiatan.
c.
Percaya diri dalam mempresentasikan hasil kegiatan.
d.
Menunjukkan
minat dalam melakukan kegiatan.
|
|
√
√
√
√
√
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
|
|
|
Keterangan
5= Sangat baik
4= baik
3= Sedang
2=Cukup
1= Kurang
d. Nilai Tes Akhir
Keterampilan Menyusun Paragraf
Setelah siklus II selesai, guru atau peneliti melakukan
tes akhir untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyusun paragraf secara
individu. Hasil keterampilan siswa dalam menyusun paragraf secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran dan simpulannya dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri XXXXXX
|
Nilai
|
Keterangan
|
|||
Pemeriksa
1
|
Pemeriksa
2
|
Rata-rata
|
Tuntas
|
Tidak
Tuntas
|
|
Nilai
Tertinggi
|
100
|
100
|
100
|
|
|
Rata-rata
|
82,50
|
82,50
|
82.50
|
|
|
Nilai
Terendah
|
60,00
|
60,00
|
60,00
|
|
|
Standar
Deviasi
|
9,84
|
9,84
|
9,84
|
|
|
Jumlah
Siswa yang Tuntas/Tidak Tuntas
|
25
|
7
|
|||
Persentase
(%) Ketuntasan
|
78,12
|
21,88
|
Informasi yang didapat dari tabel nilai tes akhir
menyusun paragraf menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah
100 dan nilai terendah 60,00. Sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 82,50.
Siswa yang tuntas berjumlah 25 orang (78,12%) dan siswa yang tidak tuntas
berjumlah 7 orang (21,88%).
Melihat hasil tes akhir di atas dan jika dibanding dengan hasil tes
awal yang perolehan nilai tertinggi siswa 83,33 nilai terendah 50,00 dan nilai
rata-rata 60,94, yang tuntas hanya 7 orang, maka bisa disimpulkan bahwa keterampilan
siswa dalam menyusun paragraf dari paragraf acak dengan jenis permainan nomor
kalimat ini mengalami peningkatan. Ini berarti teknik permainan bahasa
dengan jenis permainan nomor kalimat dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam menyusun paragraf yang runtut,
logis, dan sistematis. Berikut ini disajikan grafik hasil keterampilan
siswa dalam menyusun paragraf dari tes awal hingga tes akhir.
Share Yuk
No comments:
Post a Comment