Keraf (1980) menyatakan bahwa alinea (paragraf) yang baik dan efektif harus memenuhi tiga syarat. Ketiga syarat tersebut adalah kesatuan, koherensi, dan perkembangan alinea. Kesatuan berarti semua kalimat yang membentuk alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Koherensi berarti kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea itu. Perkembangan alinea berarti bagaimana penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
Selanjutnya, Moeliono (2003) menyatakan bahwa paragraf yang berhasil tidak hanya lengkap karena pengembangannya, tetapi juga karena menunjukkan kesatuan dalam isinya. Kesatuan (unity) dapat dicapai apabila hanya mengembangkan satu gagasan pokok saja. Maksudnya, setiap kalimat di dalam paragraf bertalian dengan ide pokok. Sebaliknya, keutuhan paragraf akan rusak jika ada penyisipan rincian yang tidak bertalian, pemasukan kalimat topik yang kedua, atau gagasan pokok lain ke dalam paragraf itu.
Penulisan sebuah paragraf terkait dengan metode penalaran. Dalam hal ini, Moeliono (2003) menjelaskan bahwa dalam paragraf yang bercorak penalaran induktif kalimat tumpuannya (topic sentence) biasanya berupa generalisasi induktif. Paragraf itu kemudian dikembangkan dengan hal yang khusus untuk menunjang perumusan itu. Dalam penalaran yang deduktif kalimat tumpuannya biasanya suatu gagasan yang berupa simpulan silogisme, baik yang dinyatakan dengan eksplisit maupun dengan implisit.
Pendapat yang sama dikemukakan Atmazaki (2006) yang menyatakan bahwa berdasarkan metode berpikir terdapat dua pola dalam penulisan paragraf. Pola yang pertama adalah deduktif; yakni metode berpikir yang bertolak dari proses penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yang bersifat umum untuk dijelaskan secara khusus. Pola yang kedua adalah induktif; yakni proses penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang bersifat khusus untuk dikristalisasi secara umum.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pembentukan dan menulis paragraf harus mengandung unsur kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan. Selain itu, pembentukan dan penulisan paragraf hendaknya mencerminkan suatu pola penalaran, secara deduktif atau induktif. Melalui pola penalaran itulah, gagasan utama dan gagasan penjelas ditata dalam kalimat yang saling berkaitan. Hal ini dapat dilakukan dari gagasan umum ke gagasan khusus (deduktif) atau dari gagasan khusus ke gagasan umum (induktif). Syarat lainnya adalah pemakaian bahasa hendaklah efektif.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu paragraf yang baik hendaknya memenuhi lima indikator. Indikator tersebut adalah 1) memuat satu topik, 2) terdapat kalimat utama yang di dalamnya ada topik, 3) kalimat penjelas/pendukung berkaitan dengan topik, 4) adanya koherensi paragraf.
Penyegaran Mata dulu hehehe |
Penulisan sebuah paragraf terkait dengan metode penalaran. Dalam hal ini, Moeliono (2003) menjelaskan bahwa dalam paragraf yang bercorak penalaran induktif kalimat tumpuannya (topic sentence) biasanya berupa generalisasi induktif. Paragraf itu kemudian dikembangkan dengan hal yang khusus untuk menunjang perumusan itu. Dalam penalaran yang deduktif kalimat tumpuannya biasanya suatu gagasan yang berupa simpulan silogisme, baik yang dinyatakan dengan eksplisit maupun dengan implisit.
Pendapat yang sama dikemukakan Atmazaki (2006) yang menyatakan bahwa berdasarkan metode berpikir terdapat dua pola dalam penulisan paragraf. Pola yang pertama adalah deduktif; yakni metode berpikir yang bertolak dari proses penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yang bersifat umum untuk dijelaskan secara khusus. Pola yang kedua adalah induktif; yakni proses penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang bersifat khusus untuk dikristalisasi secara umum.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pembentukan dan menulis paragraf harus mengandung unsur kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan. Selain itu, pembentukan dan penulisan paragraf hendaknya mencerminkan suatu pola penalaran, secara deduktif atau induktif. Melalui pola penalaran itulah, gagasan utama dan gagasan penjelas ditata dalam kalimat yang saling berkaitan. Hal ini dapat dilakukan dari gagasan umum ke gagasan khusus (deduktif) atau dari gagasan khusus ke gagasan umum (induktif). Syarat lainnya adalah pemakaian bahasa hendaklah efektif.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu paragraf yang baik hendaknya memenuhi lima indikator. Indikator tersebut adalah 1) memuat satu topik, 2) terdapat kalimat utama yang di dalamnya ada topik, 3) kalimat penjelas/pendukung berkaitan dengan topik, 4) adanya koherensi paragraf.
Share Yuk
No comments:
Post a Comment