3. Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Paragraf Baca Sebelumnya: Contoh PTK Bahasa Indonesia: Peningkatan Kemampuan Menulis 2
Perolehan nilai tes akhir siswa dalam menulis paragraf, baik jenis permainan nomor kalimat (penyusunan paragraf) maupun jenis permainan kalimat mengalir (pengembangan topik) siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri XXXXXX dapat dilihat pada lampiran. Simpulannya, dapat dilihat pada tabel 11 berikut.
Tabel 11: Simpulan Nilai Tes Akhir Keterampilan Menulis Paragraf
Nilai
|
Ket
| ||||
Pengem. Topik
|
Penyusunan Paragraf
|
Simpulan Nilai
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
| |
Nilai Tertinggi
|
98
|
100
|
94
| ||
Rata-rata
|
77,78
|
82,50
|
80,14
| ||
Nilai Terendah
|
57
|
60
|
58
| ||
Jumlah Siswa yang Tuntas/Tidak Tuntas
|
27
|
5
| |||
Persentase (%) Ketuntasan
|
84,38
|
15,63
|
Selanjutnya, dilakukan perbandingan nilai siswa secara individu, mulai dari tes awal sampai dengan tes akhir untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan keterampilannya dalam menulis paragraf (lihat lampiran). Simpulannya dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
Tabel 12: Simpulan Perbandingan Nilai Siswa pada Keterampilan Menulis Paragraf dari Tes Awal-Tes Akhir
Dari sajian
grafik di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa teknik permainan bahasa dengan
jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang runtut, logis, dan sistematis.
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan permainan bahasa
dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir, peneliti melakukan
tanya jawab dengan beberapa orang siswa. Siswa yang ditanyai dipilih
berdasarkan perolehan hasil akhir mereka dalam permainan bahasa yaitu dari
diperoleh nilai tertinggi, sedang, dan terendah. Pertanyaan diarahkan pada
indikator dari permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir. Ternyata dari
tanya jawab ini diperoleh informasi secara umum mereka merasa senang dengan
permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir ini karena mereka merasa lebih
rileks, santai, dan dilakukan dengan cara bekerja sama dalam kelompok.
Siswa yang memperoleh nilai tinggi merasa lebih mudah memahami bagaimana
cara menentukan kalimat topik dan cara menyusun
kalimat secara berurutan. Ketika menulis paragraf melalui permainan
bahasa, mereka bisa mengembangkan topik sesuai dengan ide mereka sendiri,
apalagi mereka dilibatkan dalam proses penilaiannya. Siswa yang memperoleh
nilai rendah menganggap memang agak sulit mereka menyambung kalimat teman di
depan dalam kalimat mengalir, agak sulit melahirkan sebuah kalimat yang sesuai
dengan topik. Namun, secara keseluruhan siswa merasa senang dengan permainan
nomor kalimat dan kalimat mengalir ini karena suasana kelas terasa lebih hangat
dan mereka bisa tertawa bergembira, saling ledek bagi kelompok yang kalah. Kesalahan
yang mereka lakukan bisa diperbaiki tanpa harus dimarahi oleh guru. Mereka
merasa kegiatan menulis bukanlah sebagai beban karena mereka bebas
mengembangkan ide dan pendapat mereka dalam menulis paragraf. Cuplikan tanya
jawab di atas yang terjadi setelah tes akhir dapat dilihat pada data berikut
ini.
Guru : “Bagaimana
pendapatmu tentang permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir yang telah kita
lakukan?”
Siswa
U : “Menurut
saya cukup menyenangkan Pak, bisa menulis sambil bermain.
Guru : “Apakah
sekarang kamu sudah terampil dalam menyusun dan menulis paragraf?”
Siswa
M : Insyaallah
Pak. Kemaren itu kita bisa preteli satu persatu paragraf teman, sekarang jadi
lebih paham cara menentukan kalimat topik. Cara bikin kalimat itu nyambung
gimana.
Guru : “Kamu
sudah terampil mengembangkan topik?
Siswa
G : “Lumayan
Pak, apalagi kalau topik yang dikasih ngak sulit”, he, he, he.
Guru : “Menurutmu,
permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir ini bisa meningkatkan
keterampilanmu dalam menulis paragraf?”
Siswa
T : Memang
lebih bisa paham Pak. Karena kita bebas mengembangkan topik, tidak Bapak
terangkan, tapi kita udah paham saat memeriksa paragraf bersama-sama itu. Lagi
pula sambil bermain dan berlomba jadi kita tidak bosan. Boleh bersorak lagi.
Guru : “Menurutmu
permainan bahasa ini bagus digunakan
dalam pembelajaran menulis?”
Siswa
J : Bagus
juga Pak. Kita jadi tidak takut menulis. Meski paragraf kita salah, tapi Ibu
tidak marah yang penting diperbaiki lagi. Cuma malu juga kalau paragraf kita
dibahas teman, teman ada yang cemooh. Tapi gak apa deh yang penting tahu
salahnya di mana.
Guru : “Penggunaan
bahasamu dalam menulis paragraf sudah efektif?”
Siswa
N : “Awalnya
kacau juga Pak, susah bikin kalimat yang enak dan nyambung dengan kalimat
sebelumnya. Tapi dari diskusi kita kemaren sudah lebih paham,Pak.”
B.
Pembahasan
Penelitian ini menemukan bahwa permainan bahasa dengan
jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam menulis paragraf. Pendapat Suyatno (2005) yang menyatakan bahwa
pembelajaran menulis yang disajikan melalui permainan dapat memotivasi siswa
dalam menulis karena siswa berada dalam susana riang gembira tanpa tekanan
terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri XXXXXX
dalam menulis paragraf.
Secara umum keterampilan siswa dalam menulis paragraf
mengalami peningkatan. Permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat ternyata
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun paragraf dan permainan kalimat
mengalir ternyata cukup mampu menggairahkan semangat siswa dalam mengembangkan
topik menjadi paragraf yang runtut, logis, dan sistematis. Permainan bahasa
memang dimaksudkan agar siswa memahami konsep dan cara menulis paragraf dengan suasana
menyenangkan karena dilaksanakan dalam bentuk permainan. Setelah motivasi dan
kegairahan menulis muncul pada diri siswa barulah siswa diajak secara
bersama-sama memperbaiki tulisan mereka
dari segi ketepatan ejaan, tanda baca, struktur, dan sebagainya. Pada siklus I
para siswa mulai menunjukkan keterampilan dalam menulis paragraf. Memang masih
ada siswa yang melakukan kekeliruan dan kesalahan karena belum terbiasa menulis
paragraf melalui permainan. Namun, kemajuan yang tampak pada siklus ini di
antaranya siswa sudah mulai memahami kalimat utama dan penjelas, memahami
bagaimana mengembangkan topik menjadi kalimat utama, memahami bagaimana membuat
paragraf yang padu, runtut, logis, dan sistematis. Pemilihan kata dalam paragraf
mereka sudah mulai efektif, walaupun masih ditemukan kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital dan tanda titik.
Pada siklus II, keterampilan siswa
dalam menulis paragraf lebih meningkat jika dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh pada siklus I. Hal ini disebabkan karena siswa terlibat secara aktif
memeriksa dan menilai paragraf yang disusun dan dibuat temannya dalam
pemeriksaan secara silang mulai dari tes awal sampai dengan proses yang terjadi
di siklus II. Komentar dan tanggapan terhadap paragraf yang dikoreksi dilakukan
secara terbuka sehingga para siswa memahami secara langsung kekurangan atau
kesalahan yang terjadi dalam menulis paragraf tersebut. Secara langsung siswa
telah menguasai konsep atau materi tentang menulis paragraf melalui permainan
nomor kalimat dan kalimat mengalir yang mereka lakukan. Jadi, tugas guru adalah
membimbing dan menyempurnakan paragraf siswa.
Peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
paragraf selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada data hasil
penelitian. Dalam hasil penelitian terlihat bahwa nilai tes akhir lebih tinggi
dibanding tes awal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan menulis
paragraf yang dilakukan melalui permainan bahasa berhasil meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada tes
awal adalah 56,13 sedangkan pada tes akhir menjadi 80,14 (naik 24,01 poin, atau 42,78% dari tes awal). Nilai rata-rata setiap
siklus pun menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 72,41 (meningkat 16,28
poin atau 29,00% dari tes awal). Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai
77,97 (naik 5,56 poin atau 7,69% dari siklus I).
Selanjutnya data penelitian juga
menunjukkan bahwa selama mengikuti proses pembelajaran menulis paragraf melalui
teknik permainan bahasa ini, aktivitas pembelajaran siswa juga meningkat. Siswa
yang sebelumnya menganggap menulis paragraf merupakan kegiatan yang sulit dan
tidak menarik, kurang berpartisipasi, dan termotivasi, secara perlahan
menunjukkan aktivitas yang meningkat. Menulis paragraf yang dilakukan melalui
permainan membuat suasana menjadi menyenangkan dan menggairahkan karena
pembelajaran tidak hanya terfokus pada hasil yang hanya mengacu kepada benar
salah semata, tetapi juga pada peningkatan partisipasi, keaktifan, dan motivasi
siswa dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran yang jauh dari tekanan atau
sikap menggurui dari guru, ternyata membuat
siswa mampu memahami konsep-konsep menulis paragraf dengan cara menemukan
sendiri melalui diskusi yang terjadi selama proses pembelajaran.
Rumusan masalah penelitian ini adalah
“Sejauh manakah teknik permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan siswa
kelas XI IPA 5 SMA Negeri XXXXXX menulis paragraf yang runtut, logis, dan
sistematis?” Rumusan masalah ini dapat sudah dijawab bahwa dengan menerapkan
teknik permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat
mengalir dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam menulis
paragraf yang baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
permainan bahasa dengan jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf.
C.
Keterbatasan Penelitian
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin melaksanakan
penelitian ini berdasarkan langkah-langkah kerja penelitian tindakan kelas
(PTK) yang telah direncanakan. Akan tetapi, pelaksanaan penelitian dan hasilnya
ini mungkin tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Kelemahan
dan kekurangan yang dimaksud misalnya terbatasnya pemahaman penulis tentang
konsep dasar PTK dan materi yang di-PTK-kan. Kekurangan lainnya adalah alat
rekaman data, terutama data proses, hanya bersifat manual, yakni mengecek
aktivitas siswa dengan lembar observasi. Rekaman data proses ini akan berbeda
jika direkam secara elektronik, misalnya menggunakan kamera. Kelemahan dan kekurangan itu diupayakan mengatasinya melalui
kolaborasi dengan teman sejawat dan melakukan triangulasi data.
Sungguhpun demikian, apa yang
dipaparkan dalam laporan hasil penelitian ini, penulis yakini sudah
mencerminkan tingkat keberhasilan penerapan teknik permainan bahasa untuk
meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri
XXXXXX. Beberapa kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada penelitian ini
mudah-mudahan menjadi perhatian bagi penelitian selanjutnya.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
uraian hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1) Teknik
permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf.
Peningkatan ini dilihat dari dua bentuk kegiatan menulis, yakni menyusun
paragraf dan mengembangkan topik paragraf yang dilakukan dengan dua jenis
permainan. Jenis permainan nomor kalimat
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyusun paragraf acak menjadi
paragraf yang runtut, logis, dan sistematis. Jenis permainan kalimat mengalir
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengembangkan topik yang runtut,
logis, dan sistematis. Besarnya peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
paragraf adalah 42,78%.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis paragraf melalui teknik permainan bahasa ini
adalah:
a) siswa
merasa senang dengan permainan nomor kalimat dan kalimat
mengalir
b) siswa
merasa lebih rileks dalam santai menulis
c) kegiatan
menulis dilakukan dengan cara bekerja sama dalam
kelompok
d) siswa
mengembangkan topik sesuai dengan ide/wawasan sendiri
e) siswa
dilibatkan dalam proses penilaian hasil kerjanya
f) suasana
kelas terasa lebih hangat dan gembira
g) kesalahan bisa diperbaiki tanpa harus
dimarahi oleh guru
h) konsep
penulisan paragraf diperoleh dan dikuasai melalui permainan
B. Implikasi
Penelitian
tindakan kelas ini telah mengungkapkan bahwa teknik permainan bahasa dengan
jenis permainan nomor kalimat dan kalimat mengalir dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menyusun dan mengembangkan paragraph. Konsep atau
materi pembelajaran diperoleh sendiri oleh siswa ketika menjalani
langkah-langkah pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru.
Guru haruslah memahami bahwa para
siswa berada dalam tahap usia yang sangat aktif. Mereka akan lebih
berpartisipasi dalam pembelajaran jika teknik yang digunakan guru menarik
sekaligus menantang bagi siswa. Merancang pembelajaran dengan memperhatikan
faktor perkembangan jiwa siswa akan sangat membantu guru untuk dapat membantu
siswa memiliki sebuah keterampilan atau kompetensi.
C. Saran
1)
Guru bahasa Indonesia lainnya di SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping disarankan dapat menerapkan teknik permainan bahasa untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf yang baik.
2)
Berbagai faktor yang mempengaruhi peningkatan
keterampilan menulis paragraf yang diperoleh dari penelitian ini hendaknya
dapat dijadikan oleh guru bahasa Indonesia sebagai salah bahan informasi empiris
tentang perlunya penerapan permainan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
terutama dalam pembelajaran menulis.
|
Share Yuk
No comments:
Post a Comment