BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman sementara penulis, pembelajaran matematika pada materi pertama (integral) di kelas XII I A3 pada semester I tahun pelajaran 2008/2009 cenderung pasif, gejala yang tampak dalam proses pembelajaran siswa cenderung menunggu penjelasan dari guru. Aktivitas siswa yang dominan adalah mendengar dan mencatat. Tidak banyak siswa yang mau bertanya atau berusaha menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan temannya. Di sisi lain guru juga belum optimal dalam “membelajarkan” siswa. Pola komunikasi cenderung satu arah yaitu guru-siswa. Guru belum menfasilitasi siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Kegiatan belajar diawali dengan diskusi beberapa soal PR, kemudian guru menjelaskan konsep dan contoh soal dan dilanjutkan dengan latihan penerapan soal-soal secara klasikal. Jika keadaan ini tidak diperbaiki, maka siswa hanya belajar mengingat dan menghafal. Kemampuan penalaran, komunikasi serta pemecahan masalah sulit untuk ditingkatkan. Oleh sebab itu perlu dicarikan alternatif pemecahan masalah oleh guru.Untuk mengatasi masalah di atas banyak sekali cara yang dapat dilakukan, misalnya memilih model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Model pembelajaran konstruktivisme, merupakan salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat mendorong siswa lebih aktif (Soebagio, dkk dan Srini M. Iskandar 2001). Menurut Srini M. Iskandar, seharusnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah kegiatan guru bukan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi guru diharapkan membimbing siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang mereka pelajari. Secara garis besar, prinsip-prinsip kontruktivisme adalah siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melaui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri dengan memberikan pertanyaan maupun lembaran kerja siswa dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka. Dari prinsip kontruktivisme di atas dapat dikatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa, siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka dan siswa harus aktif mengkonstruksikan pengetahuannya, sedangkan guru membantu untuk dapat mengkontruksikan pengetahuan siswa. (Suparno, 1996:19)
Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru harus mengembangkan kompetensi siswa dengan bertindak sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Hal ini senada dengan hasil penelitian Fajaroh (2001). Dinyatakan juga bahwa model pembelajaran konstruktivisme ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, masalah yang muncul dalam pembelajaran matematika di kelas XII I A3 SMA XXX dapat di identifikasikan sebagai berikut :1. Apakah pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas XII I A3 SMA XXX.
2. Sejauhmana kemampuan penerapan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas XII I A3 SMA XXX.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan :1. Sejauhmana penerapan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktifitas belajar matematika siswa XII I A3 SMA XXX.
2. Sejauhmana penerapan pembelajaran konstrutivisme dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran matematika siswa kelas XII I A3 SMA XXX.
D. Manfaat Penelitian
1. Siswa : Mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dan memperoleh pengalaman belajar yang dinamis dan konstruktif serta bermana yang akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar yang mereka peroleh.2. Guru : Meningkatkan wawasan profesionalisme guru sehingga termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam mencari alternatif model pembelajaran yang lebih konstruktif dan juga bermanfaat bagi penulis sendiri.
3. Sekolah : Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga mutu sekolah secara bertahap juga akan meningkat.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Silahkan lihat masing masing:
- Aktivitas Belajar Siswa
- Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme
- Bimbingan Kelompok dalam Pembelajaran
Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika dengan melalui konstruktivisme dengan metode bimbingan kelompok diharapkan merangsang fikiran, perhatian dan kemauan belajar siswa, sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Dengan suasana seperti itu diharapkan aktifitas belajar siswa meningkat.
Sesuai uraian di atas dapat dijadikan acuan berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Kerangka berfikir mereka mewarnai alur penelitian tindakan kelas seperti gambar di bawah ini.
Pembelajaran matematika penuh tantangan, tantangan tersebut berasal dariaspek, dimana siswa belukm tebiasa mengkonstruksi pengetahuan sendiri, dan keaktifan siswa dalam belajar sangat kurang , dari hasil ulangan harian di kelas XII I A3 SMA XXX prestasi ketuntasan siswa tidak sampai 50 %.
Pembelajaran matematikan dengan melalui konstruktivisme dengan metode bimbingan kelompok diharapkan merangsang fikiran, perhatian da kemauan belajar siswa, sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran yang efekktif. Dengan suasana seperti itu diharapkan aktivitas belajar siswa meningkat.
I. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan adalah ”Upaya Peningkatan Efektivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika melalui Konstrutivisme dengan Metode Bimbingan Kelompok di kelas XII I A3 SMA XXX”
BAB III
Metode Penelitian
A. Setting Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas XII I A3 SMA XXX dengan jumlah
siswa sebanyak 40 orang. Pembelajaran matematika yang disajikan 6 jam per
minggu dan peneliti sebagai pengajar dibantu teman kolaboratornya Sri Yenti, S.Pd,
M.Si.
B. Disain
Penelitian
Penelitian adalah penelitian
tindakan kelas ( PTK ) dengan disain model siklus. Satu siklus terdiri dari perencanaan, tindakan serta observasi dan refleksi. Kemmis dan Taggar T (1998) memberikan batasan tentang PTK
yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan dapat
meningkatkan praktek pembelajaran di kelas
secara lebih pofesional. PTK ini melibatkan teman sejawat, guru SMA XXX.
Sehingga peneltian ini dapat disebut sebagai
”Collaborative Action Research”. PTK yang dilakukan dengan berkolaborasi akan
sangat membantu penulis terutama dalam hal memperjelas permasalahan, mencari
tindakan yang dianggap efektif untuk mengatasi masalah, melakukan monitoring
dan evaluasi serta mereflesikan hasil-hasil dari kegiatan refleksi tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Peneltian Tindakan Kelas
(PTK).
Yang tediri dari dua siklus (setiap siklus 3 kali pertemuan). Langkah-langkah
dalam siklus terdiri dari :
A. Siklus I
Penelitian ini dilakukan oleh
peneliti sendiri dan dibantu oleh satu orang bbserver. Penelitian pada siklus I
direncanakan selama tiga kali pertemuan, dengan waktu satu kali pertemuan 3 x
45 menit, pada materi pembelajaran program linear. Adapun waktu pelaksanaan
penelitian pada siklus I :
Pertemuan I : Rabu, 15 Oktober 2008
Pertemuan II : Jumat, 17 Oktober
2008
Pertemuan III : Rabu, 22 Oktober 2008
Sedangkan pelaksanaan
kegiatan mengikuti sistematika sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan,
observasi, evaluasi dan refleksi.
Pada penelitan siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan :
1. Rencana tindakan
- Menyusun RPP yang didalamnya
kengakomodir tindakan yang akan diberikan pada subjek penelitian
- Mengembangkan LKS sesuai materi
pembelajaran yang diajarkan.
- Mempersiapkan instrumen penelitian
berupa lembar observasi, kuesioner, tes UH, dan perskoran
- Mebuat daftar kelompok diskusi siswa.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang akan diberikan selama proses belajar
mengajar adalah pelaksanaan pembelajaran konstruktivisme dengan fase-fase : (1)
identifikasi indikator, (2) mengakses pengetahuan terdahulu siswa, (3) eksplorasi, (4) menjelakan, (5)
elaborasi, dan (6) evaluasi. Uraian dari setiap fase tersebut adalah sebagai
berikut :
- Mengakses pengetahuan yang dimiliki
siswa. Guru mengajukan tentang materi yang akan di bahas, pertanyaan ini
diberian secara acak kepada siswa, sehingga setiap siswa mengemukakan ide
atau konsep mereka terhadap materi
pelajaran pada pertemuan ini. Kemudian siswa diminta bekerja dalam kelompok
yang terdiri dari 5 sampai 6 orang yang telah ditentukan sebelumnya.
Eksplorasi (menggali informasi)
- Pada setiap pertemuan siswa akan
diminta berdiskusi mengenai materi yang dipelajari dengan bantuan LKS. LKS
ini terdiri dari rangkaian pertanyaan yang diharapkan dapat mengkonstruksi
pengetahuan siswa sehingga siswa dapat menemukan pemahaman sendiri. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan materi pembelajaran
- Menjelaskan (konfirmasi)
- Meminta 2 orang siswa dari kelompok
yang berbeda untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas.
- Elaborasi (perluasan)
- Menerapkan pemahaman dalam konteks
yang berbeda. Pada langkah ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menerapkan pemahaman dengan guru meminta siswa untuk menjawab soal-soal
yang tedapat dalam LKS yang merupakan PR untuk siswa di rumah.
- Evaluasi
- Evaluasi diberikan dengan memberikan
soal di akhir jam pelajaran selama lebih kurang 10 menit serta ditambah
dengan penilaian LKS.
3. Pengamatan/Observasi
Observasi diartikan sebagai
kegiatan mengenali, merekam, mendokumentaikan dan mengenali semua indikator,
perubahan-perubahan yang terjadi (termasuk efek sampingan dan efek lanjutannya)
dan hasil yang dicapai sebagai dampak dari tindakanyang sudah dilakukan. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data
selama penelitian berlangsung. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan daur konstruktivisme, pada setiap pertemuan
4. Refkleksi
Data dari alat pengamatan
akan dianalisa secara deskriptif Koperatif, dari hasil analisis itu dapat
dijelaskan gamaban hasil kegiatan yang diadakan.
Berdasarakan rekapitulasi hasil tersebut serta aspek keberhasilan dan
kelemahan akan diadakan refleksi dan perbaikan yang dirasa perlu.
B. Siklus II
Peneltian siklus I hampir sama
dengan siklus I. Penelitian pada siklus II dilaksanakan pada waktu pembelajaran. Adapun waktu pelaksanaan
penelitian pada siklus II sebagai
berikut :
Pertemuan pertama : 5
November 2008
Pertemuan kedua :
12 November 2008
Pertemuan ketiga :
14 November 2008
1) Perencanaan
-
Menyusun
RPP
-
Membagikan
LKS sesuai materi pembelajaran yang diajarkan
-
Mempersiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi
-
Membentuk
kelompok diskusi siswa
2) Pelaksanaan
a.
Tindakan
guru sebelum pertemuan berikutnya :
-
Menyuruh
baca dan mempelajari materi kepada semua
siswa sebelum pertemuan berikutnnya.
-
Meminta
siswa menjawab apa-apa saja yang dipahami dalam tugas baca tersebut
b.
Pembukaan
(1)
Guru
menyampaikan
- Apersepsi
-
Memotivasi siswa
- Tujuan
pembelajaran
- Kompetensi
dasar dan indikator pembelajaran
c.
Kegiatan
inti
(1)
Guru
menyajikan informasi lewat bahan bacaan tentang materi matriks
(2)
Guru
mendiskusikan tentang materi tersebut dengan siswa
(3)
Membimbing
kelompok kerja
-
Guru
meminta pakar anggota kelompok
mengerjakan tugas kedepan
-
Guru
meminta kelompok persentasi dan kelompok
lain menanggapi
(4) Latihan
-
Guru
meminta siswa mengerjakan latihan
(5) Memberikan penghargaan
-
Guru
meberikan penghargaan kepada kelompok kerja
dengan kinerja yang bagus
d.
Penutup
(1)
Memberitahu
tentang materi pembelajaran pertemuan berikutnya
(2)
Memberikan
tugas kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya
3) Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas
siswa dimati terus selama 3 kali pertemuan dalam satu siklus dengan alat
pengumpul data lembar observasi dan data hasil pengamatan aktivitas belajar
siswa siklus II.
diartikan
sebagai kegiatan mengenali, merekam, mendokumentaikan dan mengenali semua
indikator, perubahan-perubahan yang terjadi (termasuk efek sampingan dan efek
lanjutannya) dan hasil yang dicapai sebagai dampak dari tindakanyang sudah
dilakukan. Observasi bertujuan untuk
mengumpulkan data selama penelitian berlangsung. Untuk mendeskripsikan
aktivitas siswa selama pembelajaran dengan daur konstruktivisme, pada setiap
pertemuan observer mengamati dan mencatat aktivitas belajar siswa pada lembar
yang sudah dipersiapkan (dapat dilihat pada lampiran).
4) Evaluasi
Seusai 3 kali pertemuan pembelajaan bimbingan
kelompok dengan metode konstruktivisme, pada hari Rabu tanggal 19 November
2008, siswa diambil data hasil belajarnya sebagai data pendukung penelitian.
Dan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dipergunakan soal test pada
materi pembelajaran yang telah dibelajarkan
5) Refleksi
Berdasarkan temuan refleksi pada siklus II menjadi
bahan untuk mengetahui sejauh mana peneltiian tindakan kelas melalui model
pembelajaran konstruktivisme dengan metode bimbingan kelompok di kelas XII I A3
SMA XXX dapat meningkatkan aktivitas siswa belajar matematika.
C. Alat evaluasi
a. Lembar observasi.
b. Rubrik penskoran dan perentasi.
c. Tes hasil belajar
Jenis dan sumber data .
Data yang akan dikumpulkan ada dua macam:
1.
Data
kuantitatif, yang diukur dari hasil tes atau persentase.
2.
Data
kualitatif, yakni data yang berkaitan dengan proses yang diperoleh melalui
observasi dan wawancara.
D. Instrumen.
Alat pengumpul data instrumen
ini ada dua macam : yaitu 1) Alat pengumpul data kualitatif dan alat pengumpul data
kuantitatif. 2) Data kualitatif dikumpulkan dengan cara observasi dan
wawancara, sedangkan data kuantitatif dikumpulqan dengan melakukan tes dan
persentil.
E. Teknik Analisa data.
Analisa data kualitatif
dikaitkan dengan analisis data kuantitafif, dengan melihat terlebih dahulu data
kuantitatifnya. Kemudian disajikan alam bentuk grafik yang digunakan untuk
melihat gambaran perkembangan dari data yang diperoleh dari masing-masing
siklus . Dari data yang diperoleh dapat dianalisir bahwa terdapat peningkatan
atau tidak, jika tidak terjadi peningkatan maka dicari penyebab
permasalahannya.
Teknik analisa data
menggunakan rumus teknik proporsi (Sudjana,1996) yaitu :
Dengan
KK = [ A / N ] x 100 %
K = Persentase siswa yang
aktif dalam tiap aktifitas
A = Rata-rata jumlah siswa
yang melakukan aktifitas
N = Jumlah total siswa
Hasil analisis data disajikan
dalam bentuk grafik untuk lebih memudahkan dalam membaca data dan
memprediksikan apa kesimpulan dari perlakuan yang diberikan.
F. Indilkator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian
tindakan kelas ada dua macam aktifitas yang diamati yaikni aktivitas positif
dan aktivitas negatif.
Persentase aktifitas positif
ditentukan dengan acuan dari Arikunto (1996) sebagai berikut :
76 % - 100 % aktifitas baik sekali (BS)
51 % - 75 %
aktifitas baik (B)
26 % - 50 %
aktifitas sedang (S)
1 %
- 25 % aktifitas kurangi (K)
Sedangkan persentase aktivitas
negatif siswa ditentukan dengan acuan dari Slameto (1999) sebagai berkiut :
0 % Baik
(B)
1 % - 10
% Cukup baik (CB)
11 % - 25 %
Cukup (C)
26 % - 49 %
Kurang (K)
0 % - 100 % Kurang sekali (KS)
Share Yuk
No comments:
Post a Comment